Murders in the Crooked House, Rumah yang Dirancang Untuk Membunuh

4 komentar
"Tapi seperti kubilang, tata letak rumah ini benar-benar sinting, rumah sakit jiwa sungguhan. Aku sudah memeriksanya tadi."
Sumber gambar Pinterest


Kozaburo Hamamoto merupakan Direktur Hama Diesel sekaligus pemilik Mansion Gunung Es—sebuah bangunan ganjil yang terletak di dataran tinggi yang menghadap Laut Okhotsk, Hokkaido. Di bangunan yang lebih dikenal sebagai "Rumah Miring" tersebut, Kozaburo menghabiskan masa pensiunnya dengan tinggal bersama Eiko (putrinya) dan ketiga pegawainya—Kohei dan Chikako Hayakawa, dan Haruo Kajiwara.

Pada musim dingin 1983, Kozaburo mengundang rekan dan kenalannya untuk menginap dan menghabiskan waktu Natal dan Tahun Baru di Mansion Gunung Es. Mereka adalah Eikichi Kikuoka (Direktur Kikuoka Bearings), sekretarisnya (Kumi Aikura) dan sopirnya—Kazuya Ueda; pasangan Michio dan Hatsue Kanae; serta para mahasiswa dari Universitas terkemuka: Shun Sasaki, Masaki Togai dan Yoshihiko Hamamoto. 

Di rumah dengan banyak labirin lantai yang miring dengan tangga-tangga di tempat yang tidak biasa, dan ruangan yang penuh dengan topeng-topeng Tengu dan boneka seukuran manusia—salah seorang tamu ditemukan mati dibunuh dalam salah satu kamar dengan keadaan terkunci dari dalam. Polisi pun dipanggil, tapi saat mereka bahkan belum mampu memecahkan teka-teki kasus tersebut, korban-korban lain berjatuhan. 

Kiyoshi Mitarai—seorang peramal nasib dan detektif yang pernah memecahkan misteri Pembunuhan Zodiak—pun dipanggil bersama rekannya Kazumi Ishioka, untuk memecahkan kasus pembunuhan di Rumah Miring tersebut.
"Selalu ada alasan untuk segala hal, terutama pembunuhan. Tidak ada yang membunuh manusia lain tanpa alasan. ..."


Buku Murder in the Crooked House ini merupakan buku lanjutan dari buku The Tokyo Zodiac Murders. Bukunya sendiri pertama kali diterbitkan pada tahun 1982, tapi entah kenapa baru diterjemahkan sekarang setelah beberapa waktu lalu buku pertamanya cetak ulang.

Cerita misteri yang diangkatnya sendiri unik, karena melibatkan bangunan rumah yang tidak biasa yang dijadikan tempat kejadian perkara. Deskripsi latar tempat dan suasana begitu detail, bahkan disertai ilustrasi-ilustrasi baik TKP maupun bentuk rumah membuat pembaca jadi makin mudah membayangkan bagaimana jalan ceritanya. 

Di buku ini, mengambil setting waktu empat tahun setelah kejadian pengungkapan Pembunuhan Zodiak. Dibandingkan buku pertamanya, peran dan penampilan Kiyoshi di sini lebih sedikit, begitu pula dengan Kazumi. Mereka hanya tampil di perempat akhir cerita. 

Terjemahannya enak dan mengalir. Sebagian besar jalan ceritanya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Tapi saat Kiyoshi dan Kazumi mulai muncul, beberapa kali sudut pandang berubah jadi orang pertama melalui sudut pandang Kazumi, dan agaknya perubahan ini justru agak bikin bingung. Padahal penggunaan sudut pandang orang pertama ini tidak terlalu berpengaruh dalam cerita dan bisa dihilangkan.

Kadar suspense di buku ini cukup minimal. Bacanya tidak terlalu bikin tegang atau deg-degan, walaupun tetap bikin penasaran. Cara pembunuhannya di sini memang luar biasa sempurna dan tidak terbayangkan. 

Bagi yang suka dengan cerita detektif seperti Conan atau Kindaichi, pasti cukup familier dengan alur ceritanya, karena kasusnya ada yang mirip. Meski si penjahatnya cukup mudah ditebak—tidak seperti pada The Tokyo Zodiac Murders yang sampai pada bagian penjahatnya terungkap masih belum ada bayangan siapa orangnya, tapi ternyata motifnya sendiri cukup sentimental.

Untuk yang suka cerita-cerita detektif, buku ini tidak boleh dilewatkan! 
"Masyarakat punya peraturan. Mereka bilang kita semua setara, tapi tetap saja ada status sosial. Kita bisa saja melawannya sekuat tenaga, tapi tak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Jadi, saat seseorang menindasmu, kau selalu bisa berpaling dan menoleh ke belakang, dan akan ada orang yang berdiri tepat di belakangmu, siap untuk ditindas juga, jadi kau mulai saja memukuli mereka. Dunia ini adalah daerah kekuasaan orang-orang kuat. Yang penting, terus saja menindas orang-orang yang lebih lemah daripada kita. Itu sebabnya aku punya kaki tangan, supaya aku bisa memperlakukan mereka semauku. Dalam hidup ini tidak ada kesenangan tanpa kesusahan. Jangan biarkan dirimu menjadi pecundang."
×××

Identitas Buku

  • Judul : Pembunuhan di Rumah Miring
  • Judul Terjemahan : Murders in the Crooked House
  • Judul Asli : ๆ–œๅฑ‹็Šฏ็ฝช
  • Seri : Mitarai Kiyoshi #2
  • Penulis : Soji Shimada
  • Penerjemah : Barokah Ruziati
  • Desain Sampul : Martin Dima
  • Penerbit : GPU
  • Terbit : Maret 2020
  • Tebal : 400 hlm.
  • ISBN : 9786020638447

Related Posts

4 komentar

  1. Pembunuhan di ruang tertutup, jadi inget cerita2 di komik Detektif Conan ๐Ÿ˜ Btw kirain ini buku baru, ternyata baru diterjemahkan aja ya, aslinya ternyata udah lama banget ya Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, bukunya sudah lama terbit tapi baru diterjemahkan sekarang. yang suka sama Conan atau Kindaichi emang berasa familier sama cerita-ceritanya. tapi novelnya sendiri tetap menarik buat dibaca kok.

      Hapus
  2. Wah saya pembaca komik detektif conan, ehehehe, mungkin familiar juga kalau baca kasusnya ya.

    Btw, suka banget sama kutipan terakhir itu, (kecuali bagian tertindas dan menindasnya, wkwkw), gloomy, tapi suka XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup, wajib banget baca kalo suka Conan!

      kutipannya emang bagus-bagus, tapi ya gloomy itu ๐Ÿ˜…

      Hapus

Posting Komentar