Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan

2 komentar

“Emang belum pernah ada yang ngomong ke elo? Manusia boleh punya rencana, tapi Tuhan juga yang nantinya menentukan tuh rencana bakal terlaksana atau nggak.

Sejak naik ke kelas 2 Fis 2, Roni sudah naksir Rara. Tetapi dia selalu maju mundur saat akan mengutarakan perasaannya. Karena Roni tidak mau patah hati seandainya Rara menolaknya. 

Sejak pertama kali bertemu dengan Rara di depan loket SPP, Rian langsung naksir pada pada cewek yang merupakan fans berat Ira dan Ari Wibowo tersebut. Namun Rian cuma bisa rusuh karena ternyata Rara juga ditaksir oleh Roni.

Sayangnya Rian cuma punya sedikit kesempatan, dan tentunya dia tidak akan melewatkannya. Persetan dengan peluang dan hatinya yang hancur setelahnya. Meski hanya kotak bersampul coklat dan selembar catatan untuk Rara, Rian tetap akan bertekad menyatakan perasaannya. 

“Yah kenyataannya memang sering gitu sih. Kalo kita naksir banget sama seseorang bisa menghilangkan semua keberanian. Memang Words jadi don’t come to easy.”

Kalau tidak salah, buku pertama penulis yang aku baca adalah Fairish saat SMP dulu. Setelah itu aku jadi sering membaca karya-karyanya yang lain karena ceritanya selalu menarik untuk dibaca.

Novel Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan mengangkat tema tentang cerita cinta segitiga khas remaja SMA. Mengambil setting waktu pada akhir tahun 80-an atau awal 90-an, membaca novel ini tentunya bikin nostalgia.

Meski temanya ringan dengan plot yang mudah ditebak, butuh waktu cukup lama bagiku untuk hanyut ke dalam cerita. Entah kenapa gaya tulisan Mbak Esti di novel ini agak berbeda dari novel-novel sebelumnya. Jadi agak sulit untuk langsung menyukai para tokoh dan plot sejak awal. 

Menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu, membuat pembaca tentunya jadi lebih mudah mengenal para karakter. Namun karena terlalu banyak tokoh di dalam cerita, terkadang plot jadi kurang terfokus. Selain itu penggunaan nama tokoh utama yang agak mirip, terkadang juga bikin bingung saat membacanya. 

Walaupun agak gemes sama kelakuan para tokoh utama yang suka muter-muter sama perasaan masing-masing, aku suka hubungan persahabatan antara Rian dan teman-temannya. Suasana kelas Rara dan Roni juga selalu seru. Benar-benar bikin nostalgia pas zaman SMA dulu.

Era tahun awal 90-an yang menjadi setting cerita juga terbangun dengan cukup baik. Sebagai pembaca yang mungkin tidak pernah mengalami masa-masa SMA-nya Rara-Rian-Roni pun lumayan mudah membayangkan suasananya, karena Mbak Esti cukup baik mendeskripsikannya. 

Secara keseluruhan, novel Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan ini cukup menarik untuk dibaca. Plot twist-nya nggak terduga. Buat para remaja sekarang yang pengen tahu gimana perjuangan orangtuanya dulu biar bisa jadian dan pacaran, bisa banget baca novel ini! 

“Hati manusia tuh tempat yang paling nggak bisa digapai. Lo nggak bakalan pernah tau apa yang ada di dalamnya.”

Identitas Buku

  • Judul : Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan
  • Penulis : Esti Kinasih
  • Desain Sampul : Orkha Creative
  • Penerbit : GPU
  • Terbit : 2020
  • Tebal : 320 hlm.
  • ISBN : 978-602-06-4760-9

Sumber gambar: https://pin.it/3DEHyhz

Related Posts

2 komentar

  1. Saya dulu tuh pernah baca buku karya Kak Esti Kinasih tapi lupa judulnya yang mana, antara Fairish atau Cewek. Dulu soalnya belum bikin blog, jadi nggak ada bekas bacanya.

    Tema cinta segitiga padahal tema yang udah sering banget dibikin oleh penulis, tapi balik lagi, gimana penulis meramu dan bercerita, bakal menentukan tema yang dibuatnya membosankan atau justru malah seru.

    Penasaran sih sama novel ini. Dan saya kira novel ini tuh masuk lini metropop, agak dewasaan gitu, eh rupanya novel anak SMA aka teenlit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inget banget baca Fairish soalnya itu Teenlit pertama yang aku baca. Kalo penulisnya malah (jujur saja) gak inget namanya siapa. Baru tahu setelah baca novel ini 😅

      Bener banget, cerita cinta segitiga itu sudah pasaran banget. Tapi di sini lumayan seru sih.. Walaupun bikin gemes juga.

      Hapus

Posting Komentar